Friday, June 15, 2018

Anggota Brigif 25/Siwah Melaksanakan Sholat Idul Fitri di Lapangan Brigif 25/Siwah


Lhoksukon - Setelah sebulan penuh Umat Muslim melaksanakan Ibadah Puasa, maka pada hari ini, kita merayakan Hari Raya Idul Fitri sebagai suatu hari yang dimaknai dengan sebagai hari kembali ke fitri, kembali kepada lahir kita, kita suci kembali dengan telah melaksanakan Ibadah Puasa sebulan penuh dengan menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhkan segala larangan Nya.
Demikian disampaikan oleh Danbrigif 25/Siwah Kolonel Inf Asep Sukarna saat dikonfirmasi media seusai melaksanakan Sholat Ied di Lapangan Asrama Militer Brigif 25/Siwah Jumat pagi (15/06/2018).

Pada Sholat Ied kali ini bertindak selaku Imam adalah Tgk Hasbunallah dan sebagai Khotib Tgk Sophian, S.Ag., yang dalam khotbahnya di depan umat yang hadir pada kesempatan ini menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dimana kita sebagai Umat Muslim telah menyelesaikan tiga puluh hari yang penuh ibadah dan kesucian.

"Telah kita tinggalkan satu bulan, yang bukan saja dipenuhi ibadah kepada Allah SWT., melainkan juga bulan ketika kita menaburkan kasih sayang terhadap sesama Allah", sebutnya.
Ditambahkannya bahwa inilah bulan yang pada awalnya kita sebarkan kasih sayang, pada pertengahannya kita taburkan ampunan dan pada akhirnya kita membersihkan diri dari api neraka. Bulan Ramadhan adalah bulan rahmat dan  bulan kasih sayang.

Ustadz Sophian, S.Ag., juga menyinggung bahwa pada Bulan Ramadhan, Allah mendidik kita untuk merasakan lapar dan dahaga, supaya tumbuh pada diri kita rasa sayang kepada mereka yang dalam hidupnya bersahabat dengan lapar dan dahaga. Pada akhir Ramadhan kita wujudkan perasaan ini dengan mengeluarkan Zakat Fitrah. Karena dengan Zakat itu telah mengingatkan kita pada fitriah kasih yang ada  dalam hati nurani kita. Kita juga mengerti mengapa lebaran ini disebut Idul Fitri karena kata Idul Fitri berarti mengembalikan kepada rasa fitrah kasih sayang.

"Maka selesai melaksanakan Sholat ini, kita tinggalkan lapangan ini, lalu kita tebarkan rahmat di tengah-tengah keluarga kita, di masyarakat dan bahkan di seluruh alam", pesan Ustads Sophian di akhir khobahnya.
Terpisah Danbrigif mengapresiasi toleransi kehidupan beragama di Aceh Utara, maka memang sudah sepantasnya daerah ini mendapatkan sebutan sebagai Serambi Mekah Toleransinya.
Danbrigif juga berharap bahwa situasi dan kondisi yang sudah berjalan baik ini tetap terjaga dan terpelihara dan bahkan bisa dicontoh oleh daerah-daerah lainnya di Indonesia